0 - Rp0
No products in the cart.
cara desain sablon plastisol

Cara Desain Sablon Plastisol yang Berkualitas dan Tahan Lama

Ingin hasil sablon yang profesional? Temukan cara desain sablon plastisol yang tepat dan teknik sablon yang menghasilkan cetakan maksimal.

Untuk menghasilkan sablon plastisol yang berkualitas dan tahan lama, dibutuhkan desain dan teknik yang tepat.

Tinta plastisol menciptakan warna yang cerah, tahan lama, dan fleksibel, bahkan setelah melalui proses pencucian berulang. Tinta mampu menempel dengan baik pada serat kain sehingga cocok untuk desain yang memerlukan detail tinggi, seperti logo atau teks kecil.

Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah dan tips penting untuk membuat desain sablon plastisol yang awet dan menarik.

Persiapan Desain untuk Sablon Plastisol

Agar kualitas hasil sablon sesuai harapan, persiapan desain harus dilakukan dengan teliti. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan.

Jenis Desain yang Optimal untuk Tinta Plastisol

Desain yang paling cocok untuk sablon plastisol adalah desain yang sederhana dan jelas.

Hindari desain yang terlalu rumit atau memiliki banyak detail kecil karena bisa membuat hasil cetaknya kurang jelas.

Gambar dengan garis tebal dan warna solid akan terlihat lebih bagus saat dicetak. Selain itu, desain dengan kontras tinggi seperti kombinasi warna hitam pada latar putih atau warna cerah pada latar gelap juga akan memberikan hasil sablon yang baik.

Resolusi Desain dan Format File yang Disarankan

Kualitas gambar sangat penting. Pastikan desain Anda memiliki resolusi minimal 300 dpi agar terlihat tajam saat dicetak. Untuk format file, gunakan PNG atau TIFF untuk gambar berwarna, dan AI, EPS, atau SVG untuk logo atau teks.

cara desain sablon plastisol
Contoh desain sablon plastisol. Sumber : Windofa

Pemilihan Warna yang Cocok untuk Tinta Plastisol

Tinta plastisol menghasilkan warna yang cerah dan cocok untuk berbagai kombinasi warna.

Namun, saat memilih warna, Anda tetap perlu memperhatikan kombinasi warna yang akan digunakan.

Jika mencetak pada kaos gelap, biasanya perlu lapisan dasar berwarna putih terlebih dahulu agar warna lain terlihat lebih jelas.

Tinta plastisol juga tidak mudah luntur, warna yang dicetak akan tetap jelas meskipun sering dicuci. Kelebihan ini membuat plastisol ideal untuk desain dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, atau biru terang.

Langkah-langkah Penerapan Desain dengan Tinta Plastisol

Untuk mendapatkan hasil sablon plastisol yang berkualitas dan tahan lama, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.

Persiapan Screen untuk Tinta Plastisol

Memilih screen yang tepat adalah langkah penting dalam sablon plastisol. Screen  memiliki lubang-lubang kecil yang disebut mesh. Ukuran mesh menentukan tebal tipisnya tinta yang akan keluar saat proses cetak.

Jika mesh terlalu besar, tinta keluar terlalu banyak sehingga hasil cetakan terlihat kasar dan kurang rapi.

Sebaliknya, jika mesh terlalu kecil, tinta akan kesulitan keluar, terutama untuk desain dengan warna solid atau blok warna yang luas.

Oleh karena itu, memilih ukuran mesh yang sesuai sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan ukuran mesh harus disesuaikan dengan jenis desain yang akan dicetak.

Desain sederhana dengan warna solid biasanya membutuhkan mesh yang lebih besar (misalnya 110). Untuk desain yang banyak detailnya atau terdiri dari garis-garis tipis mesh yang lebih kecil (misalnya 160) bisa dipakai.

Selain ukuran mesh, bahan screen juga perlu diperhatikan. Bahan yang paling banyak digunakan adalah poliester.

Bahan poliester daya tahannya tinggi dan mampu menjaga screen tetap stabil sehingga screen lebih awet dan dapat menghasilkan cetakan yang konsisten.

Teknik Eksposisi Desain pada Screen

Eksposisi adalah proses pemindahan desain dari file digital ke screen sablon. Teknik eksposisi yang benar memastikan detail desain terjaga dengan baik. Langkah-langkah eksposisi yaitu sebagai berikut.

Melapisi Screen dengan Emulsi

Pertama-tama, kita akan melapisi permukaan screen dengan emulsi. Emulsi adalah lapisan pelindung yang sensitif terhadap cahaya. Fungsinya adalah untuk memblokir bagian-bagian screen yang tidak ingin dicetak sehingga tinta hanya bisa melewati bagian desain yang diinginkan.

Menempatkan Film Desain

Setelah emulsi mengering, cetak desain pada film transparan. Film yang berisi desain lalu ditempatkan di atas screen yang sudah dilapisi emulsi. Pastikan posisi film desain sudah benar-benar pas dengan yang diinginkan.

Menyinari dengan Cahaya UV

Screen yang sudah dipasang desain kemudian disinari cahaya UV untuk memindahkan desain ke screen.

Waktu penyinaran bervariasi tergantung pada jenis emulsi dan kekuatan lampu, biasanya antara 5–15 menit.

Cahaya UV ini akan membuat bagian emulsi yang terkena cahaya mengeras, sedangkan bagian emulsi yang tertutup film desain akan tetap lunak.

Bagian emulsi yang mengeras inilah yang nantinya akan menjadi bagian yang tidak bisa dilalui tinta.

Mencuci Screen

Setelah proses penyinaran selesai, cuci screen dengan air untuk menghilangkan bagian emulsi yang masih lunak. Bagian desain yang keras akan tertinggal dan siap digunakan untuk mencetak.

Teknik Mencetak Desain dengan Tinta Plastisol

Setelah desain berhasil dipindahkan ke screen sablon, langkah selanjutnya adalah mencetak desain tersebut ke kaos.

sablon plastisol
Kaos sablon plastisol. Sumber : Windofa

Menyusun Kaos dan Screen

Letakkan kaos yang akan dicetak pada permukaan yang datar dan stabil, seperti meja sablon. Pastikan bagian yang akan dicetak berada di bawah screen.

Atur posisi screen agar desain yang ada di screen tepat berada di atas bagian kaos yang ingin dicetak.

Proses Mencetak dengan Tinta Plastisol:

Tuangkan sedikit tinta plastisol di atas bagian desain pada screen. Jangan terlalu banyak agar tinta tidak meluber.

Gunakan rakel untuk menarik tinta secara merata dari atas ke bawah screen. Tekanan yang diberikan pada rakel harus cukup kuat untuk mendorong tinta melewati mesh screen dan menempel pada kaos.

Bila Anda menginginkan warna yang lebih pekat, proses menarik rakel bisa diulang beberapa kali.

Teknik Layering untuk Warna yang Lebih Kaya

Jika desain memerlukan beberapa warna, Anda bisa menggunakan teknik layering untuk mencetak setiap warna satu per satu.

Jika kaos berwarna gelap, Anda perlu mencetak lapisan dasar berwarna putih terlebih dahulu. Lapisan ini akan membuat warna-warna lain terlihat lebih cerah.

Setelah mencetak satu warna, tinta harus kering sempurna sebelum mencetak warna berikutnya. Proses curing atau pengeringan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pengering khusus atau hair dryer.

Posisikan screen baru atau screen yang berbeda untuk warna lain dan ulangi proses pengolesan tinta dan curing. Lakukan proses ini sampai semua warna pada desain selesai dicetak.

Curing dan Pengeringan Tinta Plastisol

Setelah desain dicetak pada kaos menggunakan tinta plastisol, langkah selanjutnya adalah mengeringkan tinta agar menempel dengan kuat pada kain.

Pengaturan Suhu Curing yang Optimal

Agar tinta plastisol benar-benar kering dan menempel dengan baik, Anda perlu memanaskannya pada suhu yang tepat.

Suhu yang ideal untuk curing tinta plastisol adalah sekitar 160-170 derajat Celcius. Jika suhu terlalu rendah, tinta tidak akan kering sempurna dan mudah luntur. Sebaliknya, suhu terlalu tinggi dapat merusak serat kain dan membuat tinta jadi gosong.

Lama waktu curing tergantung pada beberapa faktor, seperti ketebalan tinta dan jenis peralatan yang digunakan. Umumnya, waktu curing berkisar antara 1-2 menit.

Tips untuk Hasil Curing yang Awet dan Tahan Lama

Sebelum memulai proses curing, pastikan suhu alat pengering sudah sesuai dengan yang disarankan.

Conveyor dryer adalah peralatan curing yang ideal karena mampu menjaga suhu konstan dan meratakan panas. Alternatifnya, heat press atau heat gun yang juga bisa digunakan asalkan pengaturan suhunya tepat.

Setelah proses curing selesai, coba tarik atau gosok bagian yang sudah dicetak untuk memastikan tinta sudah benar-benar kering dan menempel dengan kuat.

Setelah kaos melalui proses curing, biarkan kaos dingin terlebih dahulu sebelum ditumpuk dengan kaos lain. Hal ini untuk mencegah tinta menempel satu sama lain.

Tips dan Trik untuk Hasil Sablon Plastisol yang Profesional

Berikut ini adalah beberapa tips untuk meningkatkan kualitas hasil sablon plastisol.

Teknik Layering dan Efek Khusus pada Sablon Plastisol

Layering adalah teknik mencetak beberapa lapisan warna untuk menciptakan hasil yang lebih tajam dan kaya warna.

Setiap lapisan warna diterapkan satu per satu dan di-curing sebelum menambahkan warna berikutnya.

Untuk sablon pada kain gelap, lapisan underbase berwarna putih perlu diterapkan terlebih dahulu. Lapisan ini membantu warna di atasnya tampak lebih cerah.

Jika desain memiliki warna kuning atau biru pada kaos hitam, warna dasar putih akan membuat warna-warna cerah tersebut lebih menonjol.

Setiap warna yang diterapkan perlu melalui curing singkat menggunakan flash dryer atau heat gun agar lapisan tinta cukup kering sebelum warna berikutnya dicetak.

Efek Khusus dengan Tinta Plastisol

Sablon plastisol bisa dibuat timbul, berkilau, atau bahkan menyala dalam gelap.

Untuk menciptakan efek timbul atau tiga dimensi, tinta plastisol dapat dicampur dengan aditif khusus (puff additive).

Tinta plastisol juga tersedia dalam varian khusus seperti glow-in-the-dark atau metallic. Glow-in-the-dark cocok untuk desain yang ingin tampil mencolok di tempat gelap, sedangkan metallic memberikan kilau berwarna perak atau emas.

Menghindari Kesalahan Umum dalam Sablon Plastisol

Berikut ini beberapa kesalahan umum dalam sablon plastisol dan cara menghindarinya:

Tinta Terlalu Tebal atau Tipis

Ketebalan tinta yang tidak konsisten dapat membuat cetakan terlihat kasar atau, sebaliknya, terlalu tipis dan tidak solid. Untuk menghindarinya, gunakan tekanan yang stabil saat menarik rakel di atas screen.

Hindari penggunaan tinta yang berlebihan, cukup gunakan jumlah yang diperlukan dan atur ulang tinta pada screen setelah beberapa kali cetak.

Curing yang Tidak Optimal

Curing adalah proses penting untuk membuat tinta plastisol menempel dengan baik pada kain. Jika suhu terlalu rendah, tinta tidak akan mengering sempurna sehingga mudah terkelupas. Bila suhu terlalu tinggi, tinta bisa rusak atau kain dapat terbakar.

Pastikan suhu curing antara 160–170°C dan gunakan alat yang tepat seperti conveyor dryer untuk hasil terbaik.

Screen yang Salah Posisinya atau Bergeser

Posisi screen yang tidak stabil dapat menyebabkan desain tercetak miring atau berbayang. Untuk menghindarinya, pastikan screen terpasang kuat pada mesin sablon atau frame. Anda juga bisa menggunakan alat penjepit atau klem agar screen tidak bergerak saat menarik rakel.

Perawatan Hasil Sablon agar Awet dan Tidak Pecah

Setelah proses sablon selesai, penting untuk merawat kaos dengan benar agar hasil sablon plastisol tetap awet dan tidak cepat pecah. Berikut beberapa tips perawatan:

Cuci dengan Air Dingin dan Balik Kaos

Mencuci kaos dengan air dingin membantu menjaga tinta plastisol tetap kencang dan tidak mudah luntur. Selain itu, balik kaos sebelum mencuci sehingga hasil sablon tidak langsung terkena gesekan di mesin cuci, yang bisa membuat tinta pecah atau terkelupas.

Hindari Penggunaan Pemutih dan Pengering Suhu Tinggi

Bahan kimia seperti pemutih bisa merusak hasil sablon. Begitu juga dengan pengering bersuhu tinggi, yang bisa menyebabkan tinta plastisol pecah atau mengelupas.

Sebaiknya keringkan kaos dengan cara alami (diangin-anginkan) atau gunakan pengering pada suhu rendah.

Setrika Kaos dari Sisi Dalam

Setrika panas yang langsung mengenai sablon bisa merusak lapisan tinta. Jika perlu menyetrika, balik kaos terlebih dahulu sehingga permukaan sablon berada di dalam dan gunakan suhu rendah pada bagian yang bersablon.

Jangan Tumpuk Kaos yang Masih Panas Setelah Curing

Jika kaos sablon masih dalam kondisi panas setelah proses curing, biarkan dingin terlebih dahulu sebelum menumpuknya dengan kaos lain. Tinta plastisol yang baru saja mengalami curing dapat saling menempel jika panas sehingga sablonan terkelupas.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Berapa suhu ideal untuk curing tinta plastisol?

Suhu ideal untuk curing tinta plastisol adalah sekitar 160–170°C selama 1-2 menit.

Bagaimana cara menjaga hasil sablon agar tidak mudah rusak?

Cuci kaos dengan air dingin, balik kaos sebelum dicuci, dan hindari penggunaan pemutih. Ini akan membantu sablon plastisol tetap awet.

Apa yang membedakan plastisol dengan tinta sablon lain?

Tinta plastisol memiliki kelebihan pada daya tahannya dan kemampuan untuk menghasilkan warna yang cerah serta detail yang tajam. Tinta ini tidak larut dalam air sehingga lebih tahan lama dibandingkan tinta sablon berbasis air.

Kesimpulan

Proses sablon plastisol yang berkualitas dan tahan lama membutuhkan perhatian khusus dalam setiap langkah desain dan penerapannya.

Mulai dari persiapan desain yang optimal, penggunaan screen yang tepat, hingga teknik mencetak dan curing yang baik, semua tahap berperan penting dalam memastikan hasil akhir yang profesional.

Dengan pemahaman dan ketelitian dalam setiap langkah, Anda dapat menghasilkan sablon plastisol yang berkualitas tinggi dan tahan lama.

Jika Anda mencari jasa sablon plastisol yang berprofesional, maka Anda bisa hubungi kami di Windofa Apparel, toko kaos polos murah dan jasa sablon terlengkap!!